Translate

Kamis, 19 Mei 2022

La Pensante, Dari Peri Sandi Huizsche hingga Zulkifli Hasan ikut Mengapresiasi Karya Fantastis Ini!




La Pensante, adalah judul dari buku yang luar biasa. Menggunakan bahasa Esperanto yang memiliki dasar filosofi yang kuat tentang penyatuan bahasa-bahasa besar dunia. Banyak orang mencari buku ini, tak terkecuali pejabat publik dan tokoh publik. Tidak heran, buku ini merupakan kajian akademis tentang 2 ideologi besar yakni liberalisme dan fasisme.

Tapi para penulis yakni Muhammad Gazi dan Dafiq F. S. tidak mengadopsi secara mentah kedua ideologi yang dipopulerkan oleh Adam Smith dan Nietzsche. Mereka menyadari bahwa 2 ideologi tersebut sebenarnya telah ada sejak zaman Plato, dan kemudian mengalami dialektika secara terus menerus.

"Berbekal analisa yang tajam dan kritis, buku La Pensante ini diterbitkan. Membaca retorika dan aforisme dari banyak paradigma; kajian hingga penafsiran mendalam terutama tentang filsafat, nasionalisme, liberalisme, totaliterisme, dan kapitalisme. La Pensante menyentuh objek-objek penelitian yang krusial seperti manajemen konflik, civil religion, politik terapan, kepemudaan, demokrasi, dan sosial-ekonomi masyarakat," ujar Aep Saripudin, S.P., Wakil Ketua DPRD Kota Bandar Lampung 2019-2024.

Penerimaan buku La Pensante oleh Dr, (H.C.) H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M.

Kedua penulis yang masih sangat muda itu meramunya kembali 2 ideologi besar itu menjadi neofasis dan neoliberal. Mereka meramunya karena beberapa hal di antaranya, (1) kedua ideologi itu dicetuskan dan dijalankan dalam situasi dan kondisi masyarakat pada zamannya, (2) masyarakat dunia terus mengalami perubahan yang sangat dinamis, (3) perlu adanya penyesuaian dengan kebudayaan lokal, identitas nasional, dan prespektif global, (4) ada inti ideologi yang esensial dan bisa dikembangkan atau dimodifikasi, dan (5) menyesuaikan dengan kebutuhan dan kegentingan politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, pemikiran, dan sejenisnya yang baru (neo).

"La Pensante ini merupakan perpaduan antara kekayaan teori dan realita sosial, politik, teologi, antropologi, dan rumpun humaniora lain yang disajikan dalam sudut pandang beragam. Urgensi keadilan disandingkan bersama kepentingan nasional dengan argumentasi tajam dan mengunggah. Sebagai kajian akademik, substansi yang kompleks dan komprehensif ditulis dengan gaya retorik yang menarik. Nyawa dialektika dan kemaslahatan hasil penelitian terasa dalam paradigma-paradigmanya dengan metodologi yang akurat dan kredibel," terang Alfan Arifuddin, S.Psi., M.Si., seorang pengamat sosial sekaligus penerbit di Kota Pasuruan.


Selain kontemplatif, buku ini juga bersifat praktis pada beberapa bidang seperti pendidikan dan ekonomi. Adapun politik, buku ini memberikan pandangannya tentang rezim terbaik versi neoliberal dan fasisme. Meskipun bertentangan, buku ini tetap teguh dengan idealisnya masing-masing tanpa harus ada kontradiksi pada setiap bab demi babnya.

"Gagasan manusia adikuasa (übermensch) yang dilontarkan oleh Nietzsche menjadi arena menarik bagi penulis untuk dituangkan di dalam pemikirannya. Melalui itu mereka berkontemplasi tentang masa depan bangsa yang dibangun di atas pondasi "ultranasionalisme". Buku ini semacam sebuah keberanianmenghembuskan ide semangat baru dalam membangun sebuah negara yang abadi," Ugik Endarto, S.Pd., ucap Aktivis Sosial dan Penggerak Literasi Wahana Baca Kota Pasuruan.

.
Penerimaan buku La Pensante oleh Peri Sandi Huizche, S.Sn., M.Sn.

Buku ini memiliki masa depan yang cerah mengingat pemikiran manusia terus mengalami pertambahan baik kualitas maupun kuantitas alirannya. Buku ini akan memberikan interaksional-simbolistik karena tidak ada keraguan untuk mengucapkan pandangan yang berbeda; bahwa kebebasan adalah hakikat yang dimiliki manusia; bahwa setiap pandangan layak untuk diuji secara ideologis, epistemologis, dan metodologis sebelum akhirnya menjustifikasi.

"La Pensante bukan sekedar teori ekonomi-sosial-politik tetapi membaca fakta dan realita secara terbuka. Semangat nasionalisme, pendidikan, perjuangan, kebudayaan, dan kebebasan berpikir menjadi dasar paradigma yang disampaikan. Intelektualisme juga dikemas dengan cara sederhana dan disesuaikan dengan sejarah dan modernisasi. La Pensante menyentuh substansi dari metafisik, religi, sejarah, kebebasan, pluralisme, hingga kemanusiaan yang berdasarkan wawasan Nusantara, Eropa, hingga global," Luluk Vavindari Wahyudi, S.IP., seorang pengusaha kedai kopi Alang-Alang asal Kota Pasuruan.

Poster bedah buku La Pensante
Dokumentasi bedah buku La Pensante

Meskipun tergolong sulit dipahami oleh masyarakat awam, buku ini diminat oleh kalangan pemuda dan aktivis literasi. Tidak jarang penulis diundang untuk membedah bukunya sekaligus promosi. Oleh sebab itu, buku ini layak menjadi bacaan umum bagi siapapun.

Minat membaca? Klik link di bawah ini!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejumlah Anggota DPR RI, DPRD, dan Kepala Daerah Memborong Buku Colliding Stars, Novel Fenomenal Anak Indonesia

Diterimanya Novel  Colliding Stars  oleh Utut Adianto (Anggota DPR RI 2019-2024 Fraksi PDIP) Diterimanya Novel Colliding Stars oleh Tommy K...