Translate

Jumat, 20 Mei 2022

Sejumlah Anggota DPR RI, DPRD, dan Kepala Daerah Memborong Buku Colliding Stars, Novel Fenomenal Anak Indonesia


Diterimanya Novel Colliding Stars oleh Utut Adianto (Anggota DPR RI 2019-2024 Fraksi PDIP)

Diterimanya Novel Colliding Stars oleh Tommy Kurniawan (Anggota DPR RI 2019-2024 Fraksi PKB)

Dunia bukan hanya sekumpulan materi di alam semesta; dunia juga bukan hanya milyaran manusia yang hidup di dalamnya; dunia juga tentang sastra yang berkeliaran di seluruh udara yang dihirup alam. Sastra yang kini populer selain puisi adalah novel. Wajar jika kita melihat novel-novel karya penulis besar itu bertengger di pasaran yang sukses, tapi pernahkah anda terpikir tentang novel karya 2 anak bangsa, Dafiq Febriali Sahl dan Nareswari Ayu Prabowo yang umurnya masih sangat muda bisa diapresiasi langsung setelah terbit oleh pejabat-pejabat tingkat pusat?.

Tentu bagi penulis pemuda itu adalah hal yang mustahil. Tapi novel yang terbit bulan Desember 2021 ini berhasil menembus kemustahilan itu. Penulis kelahiran Kota Pasuruan dan Kabupaten Bogor itu berani mengunjungi Anggota DPR RI Fraksi PDIP sekaligus master catur Indonesia, Utut Adianto, danTommy Kurniawan selaku Anggota DPR RI Fraksi PKB sekaligus artis Indonesia untuk mempromosikan buku ini pada kesempatan audiensi Parlemen Remaja 14-17 Desember 2021 di Gedung DPR-MPR.

Kedua penulis tersebut dengan tegas menerangkan apa isi dari novel karya mereka kepada dua putra bangsa itu. Respon dari Pak Tommy dan Pak Utut adalah apresiatif sebab mereka terpukai dengan anak SMA yang sudah menerbitkan buku. Mereka memberikan komentar positif dan dukungan semangat untuk berkarya. Tidak luput mereka berfoto dan menandatangani buku tersebut.



Diterimanya novel Colliding Stars oleh Pusat Data dan Informasi KemendikbudRistek

Hal unik lainnya dari novel ini adalah penulisannya yang hanya 3 bulan dan tanpa bertemu, alias ditulis secara Daring mengingat jarak kedua penulis yang berjauhan dan Pandemi Covid-19. Jarak tak memisahkan pikiran besar mereka, berbekal alat komunikasi dan Google Document keduanya berhasil menyelesaikan novel setebal 250 halaman itu.

Secara sederhana, novel yang diberi pengantar oleh pembina sastrawan Bogor, Rd. Ace Sumanta itu bercerita tentang kisah Romo dan Joie yang merupakan representasi dari perbedaan yang diadopsi dari dunia nyata. Romo mewakili paham patriarkisme, fasisme, sosialisme, dan konservatisme; sedangkan Joie mewakili feminisme, liberalisme, kapitalisme, dan moderniasi. Tidak hanya itu, kehidupan Romo yang sangat miskin jauh beda dengan Joie yang kaya raya.

Dialektika, ialah nyawa dari novel tersebut. Pertengkaran demi pertengkaran, peristiwa demi peristiwa mendekatkan kedua tokoh tersebut. Awalnya Joie dan Romo sebagai sosok yang egois selalu mempertahankan cara-cara mereka bekerja, berpikir, dan bersosial, namun semua itu runtuh ketika cinta hadir dalam kehidupan mereka.

Diterimanya Novel Colliding Stars oleh Adi Wibowo, S.T.P., M.Si. selaku Wakil Walikota Pasuruan

Novel Colliding Stars diterima ketua DPRD Kota Pasuruan, H. Ismail Marzuki Hasan, S.E.


Di tingkat Kota Pasuruan, Dafiq berhasil meyakinkan ketua DPRD Kota Pasuruan (2014-2024), H. Ismail Marzuki Hasan, S.E untuk memborong novel ini sejumlah 35 biji untuk seluruh anggota Dewan DPRD Kota Pasuruan. Tidak hanya itu, Wakil Walikota Pasuruan yakni Adi Wibowo, S.T.P., M.Si. juga turut bahagia atas terbitnya buku ini. Selain membeli dan mempromosikannya lewat media sosial mereka, kedua pejabat tinggi Kota Pasuruan itu memberikan dana untuk Dafiq berangkat ke Jakarta pada 14-17 Desember 2021.

Lambat laun, novel ini akan terus digemari oleh akademisi, pejabat, guru, anak muda, dan aktivis literasi di Indonesia. Meskipun angka penjualan belum mencapai ribuan namun pujian dan komentar positif datang silih berganti dari  para pembaca. Judul yang menarik "Colliding Stars" atau bintang yang bertabrakan mengandung arti bahwa perbedaan yang disatukan melalui dealektika akan menghasilkan satu entitas yang lebih besar dan kokoh sebagaimana 2 bintang (Joie dan Romo) yang menyatukan perbedaan mereka membuat mereka lebih kuat dan bersinar.

Pada intinya, novel ini menceritakan bahwa perbedaan bukanlah masalah. Bahwa ada alasan yang sangat kuat untuk menyatukan perbedaan itu, bukan menghilangkan, mempengaruhi, atau melawan, melainkan mengharmonisasi. Novel ini menyadarkan bahwa keberagaman adalah hakikat kehidupan dan sama sekali bukan alasan untuk terpecah belah. Perbedaan adalah penyatu dan penyempurna. Secara khusus, novel ini membuktikan bahwa di atas perbedaan masih ada cinta yang mengikat perbedaan sebagai bunga rampai kemanusiaan.

Minat membaca? Klik link di bawah ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejumlah Anggota DPR RI, DPRD, dan Kepala Daerah Memborong Buku Colliding Stars, Novel Fenomenal Anak Indonesia

Diterimanya Novel  Colliding Stars  oleh Utut Adianto (Anggota DPR RI 2019-2024 Fraksi PDIP) Diterimanya Novel Colliding Stars oleh Tommy K...